Seputar Wanita Indonesia

Selamat Datang di Blog Wanita Indonesia Seutuhnya

Kamis, 27 Oktober 2011

Bunyi itu mempunyai arti

Suatu hari, seorang Indian Amerika meninggalkan
daerah tempat tinggalnya dan mengunjungi seorang
temannya yang berkulit putih di kota. Bunyi ribut
mobil-mobil dan derap orang yang lalu-lalang
sangat menganggu orang Indian itu.

Kedua orang itu kemudian berjalan-jalan dan tiba-
tiba orang Indian itu berhenti, menepuk pundak
temannya dan berbisik, "Berhentilah sebentar.
Apakah kamu mendengar suara yang kudengar?"

Orang kulit putih itu menoleh ke arah orang
Indian itu sambil tersenyum, dan kemudian
berkata, "Yang saya dengar hanyalah suara
klakson mobil serta suara orang lalu-lalang. Apa
yang kau dengar?"

"Ada seekor jangkrik di dekat sini dan saya bisa
mendengar suara nyanyiannya."

Teman kulit putih itu mendengarkan dengan penuh
perhatian, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya
dan berkata, "Saya pikir kamu hanya bergurau.
Tidak ada jangkrik di sini. Dan seandainya ada,
bagaimana orang bisa mendengar suaranya di tengah
kebisingan jalan ini? Jadi kamu pikir kamu bisa
mendengarkan suara seekor jangkrik?"

Kata orang Indian itu, "Ya! Ada satu ekor yang
bernyanyi di sekitar sini sekarang." Orang Indian
itu berjalan ke depan beberapa langkah, lalu
berdiri di samping tembok suatu rumah. Di situ
ada tanaman yang tumbuh merambat. Orang Indian
itu memetik beberapa daun, dan di atas
daun itulah terdapat seekor jangkrik yang
bernyanyi keras sekali.

Teman kulit putih itu kini bisa melihat jangkrik
itu, dan dia pun mulai bisa mendengarkan suara
nyanyiannya. Ketika mereka kembali berjalan-
jalan, orang kulit putih itu berkata kepada teman
Indiannya, "Kamu secara alami bisa mendengar
lebih baik dari kami."

Orang Indian itu tersenyum dan kemudian
menggeleng-gelengkan kepalanya sambil
berkata, "Saya tidak setuju dengan pendapatmu.
Orang Indian tidak bisa mendengar lebih baik
daripada orang kulit putih. Sekarang lihat, saya
akan memperlihatkannya kepadamu!"

Lalu, orang Indian itu mengambil uang logam dan
menjatuhkannya di trotoar. Bunyi uang logam itu
membuat banyak orang menoleh ke arahnya.
Kemudian orang Indian itu memungut uang logam itu
dan menyimpannya kembali di kantungnya, dan kedua
orang itu kembali berjalan-jalan.

Kata orang Indian itu, "Tahukah kamu sobat, suara
uang logam itu tidak lebih keras daripada
nyanyian jangkrik tadi. Meski demikian, banyak
orang kulit putih mendengarnya dan menoleh ke
arahnya. Di lain pihak, saya adalah satu-satunya
orang yang mendengar suara jangkrik itu.
Alasannya tentu bukan bahwa orang Indian bisa
mendengar lebih baik daripada orang kulit puutih.
Tidak. Alasannya adalah bahwa kita selalu
mendengar dengan lebih baik hal-hal yang biasanya
kita perhatikan."

Saya jadi terpikir, seringkali ketika kita dalam
masalah, kita berteriak memohon pertolongan pada
Tuhan, dan kita merasa Tuhan diam saja. Ketika
membaca cerita ini saya jadi sadar, sebabnya
bukan karena Tuhan tidak menjawab, tapi karena
saya lebih fokus pada diri saya sendiri dan
permasalahannya daripada fokus pada Tuhan dan
pertolonganNya...

Saya memasang telinga agar Tuhan menjawab sesuai
dengan keinginan dan cara saya tetapi saya tidak
mendengarkan suara Tuhan yang mengatakan bahwa
Dia menyediakan jalan lain yang lebih baik!

Sumber: Cerita Iman dan Inspirasi Nyata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar