Seputar Wanita Indonesia

Selamat Datang di Blog Wanita Indonesia Seutuhnya

Sabtu, 22 Oktober 2011

Kisah Sang Cinta

Kisah Sang Cinta

Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai
macam benda-benda abstrak. Ada Cinta, Kesedihan,
Kekayaan, Kegembiraan, dan sebagainya. Mereka
hidup berdampingan dengan baik.

Namun suatu ketika, datang badai menghempas
pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan
akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni
pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri.
Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat
berenang dan tak mempunyai perahu.

Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari
pertolongan. Sementara itu air makin naik
membasahi kaki Cinta. Tak lama Cinta melihat
Kekayaan sedang mengayuh perahu.

"Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!" teriak Cinta.

"Aduh! Maaf, Cinta!" kata Kekayaan, "perahuku
telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat
membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam.
Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku
ini."

Lalu Kakayaan cepat-cepat mengayuh perahunya
pergi. Cinta sedih sekali, namun kemudian
dilihatnya
Kegembiraan lewat dengan perahunya.

"Kegembiraan! Tolong aku!", teriak Cinta.

Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia
menemukan perahu sehingga ia tak mendengar
teriakan Cinta.

Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke
pinggang dan Cinta semakin panik. Tak lama
lewatlah Kecantikan.

"Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!", teriak
Cinta.

"Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa
membawamu ikut. Nanti kamu mengotori
perahuku
yang indah ini." sahut Kecantikan.

Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai
menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah
Kesedihan.

"Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu," kata
Cinta.

"Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin
sendirian saja ...." kata Kesedihan sambil terus
mengayuh perahunya.

Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan
akan menenggelamkannya.

Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar
suara, "Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!"

Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat
seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat
Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air
menenggelamkannya.

Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta
dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah
Cinta
sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui
siapa orang tua yang menyelamatkannya itu.
Cinta segera menanyakannya kepada seorang
penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya
orang tua itu.

"Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu," kata
orang itu.

"Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak
mengenalnya. Bahkan teman-teman yang
mengenalku pun enggan menolongku," tanya
Cinta heran.

"Sebab," kata orang itu, "Hanya Waktu-lah yang
tahu berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu ..

3 komentar: